Unlimited Hosting WordPress Developer Persona

Website Instan

Apa itu Tunneling di Mikrotik?


Ada beberapa pertanyaan yang masuk melalui email, kenapa di konfigurasi yang digunakan itu menggunakan tunneling? buat apa? apakah harus ada IP public? kenapa tidak menggunakan VLAN? dll

Pada artikel ini, akan dibahas secara singkat mengenai fungsi, bagaimana tunneling itu bisa berjalan.

Sesuai dengan gambar pada artikel. Tunneling, atau terowongan. Dimana terowongan itu menyatukan satu jalan dengan jalan yang lain yang masih dalam satu jalur.

Apa hubungannya dengan jaringan?

Pada satu kantor, ada kemungkinan memiliki cabang yang dekat maupun yang jauh, misalkan pada kantor pusat. Konfigurasi sudah sangat komplit atau rumit, dan sistem jaringanya pun sudah bagus (kompleks, stabil). Kemudian harus membuka cabang lagi, dimana cabang tersebut harus langsung terkoneksi secara virtual/langsung dengan kantor pusat tanpa harus melakukan konfigurasi yang rumit lagi. Atau bisa dikatakan, meskipun beda lokasi, konfigurasi pada kantor baru tersebut harus sama dan satu jaringan dengan kantor pusat.

Disinilah fungsi tunneling itu berfungsi. Di kantor cabang tersebut, tinggal menyambungkan dengan kondisi (port, konfigurasi) yang sama dengan konfigurasi pusat. Salah satu alasan yang membuat harus dilakukan tunneling adalah, adanya file sharing, VOIP, penggunaan CCTV, aplikasi dalam jaringan, dsb.

Saya juga sebelumnya belum menggunakannya, namun karena kebutuhan. Akhirnya diskusi dengan yang lebih mengerti tunneling ini, dan sekarang akhirnya menggunakan sistem tunneling, agar konfigurasi, monitoring, dan settingannya terpusat di kantor dimana saya berada.

Kenapa tidak menggunakan VLAN?
banyak jalan menuju Roma, cara apapun bisa digunakan Anda sebagai Admin, maka Anda yang memahami dan menjalankan. Namun VLan juga saya gunakan untuk beberapa kebutuhan, seperti untuk Lab dan Ujian dalam Jaringan. Intinya adalah, mana yang menurut Anda mudah, itu yang digunakan.

Kembali ke Tunnel, lihat ilustrasi berikut ini:


Pada gambar diatas, ilustrasi dimana pusat, cabang 1 dan cabang 2 saling terkoneksi ke internet.

Dengan begitu, tunneling bisa digunakan?

Belum tentu, setiap kantor harus memiliki 1 ip public, agar tujuan dimana router pusat itu berada. Mana server address, mana remote. dan ID nya pun juga harus disesuaikan.


Jika sudah interkoneksi, maka kantor pusat dan cabang akan memiliki segment network yang sesuai, dan dapat saling berkomunikasi .

Bagaimana menggunakannya?

Yang sering saya gunakan adalah EoIP (Ethernet over IP), dimana ini adalah protokol pada Mikrotik RouterOS yang dapat membangun sebuah Tunnel Network antar mikrotik router melalui koneksi TCP/IP.

Dengan menggunakan Protocol GRE (RFC1701). Interface EoIP dianggap sebagai interface ethernet.

Implementasi sederhananya sebagai berikut:


Masuk pada menu Interface, EoIP. Kemudian tekan tombol "+". Misalkan kita akan menggabungkan 2 router yang berbeda, pada masing-masing router diisikan remote address sesuai ip public pada lokasi tersebut dan tunnel ID harus sama.

Kemudian lakukan bridging pada port yang akan di duplikasi, misalkan kita akan melakukan bridge pada port 3 karena di port tersebut sudah dilakukan konfigurasi dhcp beserta firewallnya,

maka yang perlu dilakukan adalah buat pada kedua sisi router, buat bridge baru misal "Bridge Data" , kemudian sambungkan bridge dengan tunnel.


Buat konfigurasi bridge tersebut di kedua router, dan sesuaikan Portnya. Jika sudah selesai, silahkan ujicoba. Perlu diperhatikan, pada isian remote Address, ip yang dimasukkan adalah IP Public yang akan disambungkan, bukan IP public yang ada dilokasi sendiri dimana router berada, dan pastikan Tunnel ID sama.

Untuk membuat beberapa tunnel, misalkan digunakan juga untuk CCTV, maka buat tunnel baru lagi.

Semoga penjelasan singkat ini membuka wawasan untuk memahami Tunneling di Mikrotik.

_rhiel_


Posting Komentar